Obat Tradisional
Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan
sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara
turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat
ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat,
harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan
pencegahan penyakit (Ditjen POM, 1994).
Untuk meningkatkan mutu
suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional haruslah dilakukan
dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh yang bertujuan untuk
menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi persyaratan yang berlaku.
Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari bahan baku, bangunan,
prosedur, dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang digunakan, pengemasan
termasuk bahan serta personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional
(Dirjen POM, 1994).
Bahan-bahan ramuan obat
tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan,bahan hewan, sediaan sarian atau
galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai obat, dalam
pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai simplisia. Simplisia
adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang
dikeringkan (Dirjen POM, 1999).
Menurut Material Medika
(MMI, 1995), simplisia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu:
1.
Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan
belum berupa zat kimia.
2.
Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian
hewan zat- zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
3.
Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican
(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia.
Zat kimia berkhasiat (obat)
tidak diperbolehkan digunakan dalam campuran obat tradisional karena obat
tradisional diperjual belikan secara bebas. Dengan sendirinya apabila zat
berkhasiat (obat) ini dicampurkan dengan ramuan obat tradisional dapat
berakibat buruk bagi kesehatan (Dirjen POM, 1986).
Tanaman Obat
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama
dimiliki oleh nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti
secara ilmiah. Dan Pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat
mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan
memakai jamu.
Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut
simplisia. Simplisia:
a. Kulit (cortex) Kortek adalah kulit bagian terluar dari
tanaman tingkat tinggi yang berkayu.
b. Kayu (lignum) Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian
dari batang atau cabang.
c. Daun (folium) Folium merupakan jenis simplisia yang paling
umum digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.
d. Herba Simplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari
jenis herba yang bersifat herbaceous.
e. Bunga (flos) Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga
tungga atau majemuk, bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.
f. Akar (radix) Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk
bahan obat dapat berasal dari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan
memiliki kandungan air yang tinggi.
g.
Umbi (bulbus) Bulbus
atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis, umbi akar, atau
umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantung dari jenis
tanamannya.
h.
Rimpang (rhizoma) Rhizoma
atau rimpang adalah produk tanaman obat berupa potongan-potongan atau irisan
rimpang.
i.
Buah (fructus) Simplisia
buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang lunak akan
menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda, khususnya
bila buah masih dalam keadaan segar.
j.
Kulit buah (perikarpium) Sama
halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang lunak,
keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.
k. Biji (semen) Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang
telah masak sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun
bermacam-macam tergantung dari jenis tanaman (Widyastuti, 2004).
0 comments:
Post a Comment