MODUL I
A. Judul Percobaan :
Penentuan Massa Atom
Relatif dan Penentuan Rumus Suatu Hidrat
B. Tujuan Percobaan :
1.
Mempelajari suatu cara sederhana penentuan massa atom relatif suatu
unsur.
2.
Menentukan rumus suatu hidrat.
C. Dasar Teori :
1.
Massa Atom Relatif
Massa atom suatu
unsur didefinisikan sebagai massa atom unsur itu dibandingkan dengan massa atom
lain yang dipakai sebagai standar. Berdasarkan atas perjanjian Internasional
pada tahun 1961, digunakan skala massa atom yang didasarkan isotop karbon = 12.
Pada dewasa ini, massa atom relatif sutu unsur ditentukan dengan metode
spektrofotometri massa. Di laboratorium, dapat ditentukan massa atom relatif
Mg. jika diketahui massa atom relatif oksigen = 16, maka dari MgO yang
terbentuk dapat dihitung massa atom relatif Mg.
( Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
2012:5)
Massa
atom relatif unsur-unsur yang dijumpai di alam dapat diperoleh sebagai
rata-rata dari massa isotop setiap unsur,ditimbang berdasarkan fraksi
kelimpahannya. Jika suatu unsur terdiri atas n isotop , isotop ke-i mempunyai
massa Ai dan kelimpahan fraksi P1 , maka massa atom relatif rata-rata
unsur tersebut di alam (massa atom relatif kimianya) ialah
A = A1P1+A2P2+...+AnPn =
Massa
atom relatif nuklida mendekati tetapi (kecuali 12C) tidak tepat sama
dengan nomor massanya. Massa atom relatif tidak memiliki satuan karena angka
ini merupakan nisbah dari dua massa yang diukur, apapun satuan yang kita gunakan (gram,
kilogram ,pound dan seterusnya). Spektrometri massa merupakan metode paling
akurat bagi kimiawan untuk menentukan massa atom dan molekul relatif. Dalam
spektrometer satu atau beberapa elektron diambil dari setiap atom atau molekul.
Spesies bermuatan positif yang dihasilkan dinamakan ion, dipercepat oleh medan
listrik kemudian dilewatkan ke medan magnet. Kelengkungan lintasan partikel
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya,sebagaimana pada eksperimen
Thompson mengenai sinar katoda (elektron). Teknik ini menyebabkan spesies
dengan massa yang berbeda dapat dipisahkan dan dideteksi. Sebagai contah , eksperimen
awal dalam spektrometri massa menunjukkan nisbah massa 16 : 1 untuk oksigen
relatif terhadap hidrogen penegasan berdasarkan teknik fisik untuk reaksi yang
semua dideduksi dengan landasan kimia. (Oxtoby,2001:25-27).
Menurut
Dalton , massa atom adalah sifat utama unsur yang membedakan satu unsur dengan
yang lainnya. Karena atom sangat ringan, maka tidak dapat digunakan satuan gram dan kilogram
untuk massa atom dan harus dicari massa atom sebagai standar. Perbandingan massa atom dengan satu macam
atom standar disebut massa atom relatif. Pada mulanya digunakan hidrogen,
dipilih sebagai standar karena merupakan atom yang ringan . Kemudian diganti
dengan oksigen , karena dapat bersenyawa hampir dengan semua unsur . Salah satu
syarat massa standar adalah stabil dan murni, tetapi karena oksigen terdapat
dalam 3 isotop 0-16, 0-17, 0-18, akhirnya pada tahun 1960 ditetapkan C-12
sebagai standar dan C-12 ditetapkan mempunyai massa 12 sma , dengan 1 sma =
1,66 x 10-24 gram dan massa atom relatif tidak memiliki satuan
. Massa atom relatif sangat penting dalam ilmu kimia untuk mengetahui sifat
unsur dan senyawa. Ada 3 cara penentuan massa atom relatif , yaitu dengan hukum
Dulong dan Petit , analisis Cannizzaro, dan Spektroskopi massa (Syukri, 1999 :
33).
2. Penentuan Rumus Suatu Hidrat.
Air
dapat berada dalam keadaan bebas sebagai gas, cair atau padat. Ada zat dalam
air terikat secara kimia di permukaan. Sebagai contoh silika gel dan selulosa.
Ada zat lain yang mengikat air membentuk Kristal hidrat. Misalnya CuSO4.
5H2O dan Na2SO4.10H2O.
Hidrat-hidrat
ini adalah zat murni dengan rumus tertentu dan stabil pada suhu tertentu dan
kelembaban atmosfer. Garam hidrat ini dapat kehilangan air membentuk garam
hidrat.
(
Penuntun Praktikum Kimia Dasar,2012:6)
Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O).
Rumus kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan
rumus hidrat adalah penentuan jumlah molekul air Kristal (H2O) atau nilai x.
Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :
Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :
Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O
|
Sebagai contoh garam Kalsium Sulfat, memiliki rumus
kimia CaSO4 . 2 H2O, artinya dalam setiap mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O.
Beberapa senyawa berhidrat / berair kristal dapat Anda lihat pada tabel
berikut.
(Anonim.2005).
D. Alat dan Bahan
1.
Alat-alat
- Mg
- Sifat Fisik dan Kimia Mg , Magnesium agak kuat, berwarna putih keperakan dan ringan (sepertiga lebih ringan dari aluminium). Magnesium berubah kusam saat terkena udara, tetapi berbeda dengan logam-logam alkali lainnya, penyimpanan dalam lingkungan yang bebas oksigen tidaklah dibutuhkan karena magnesium akan membentuk lapisan pelindung oksida yang sulit ditembus atau diasingkan.
- Dalam bentuk bubuk, logam ini terbakar dengan memancarkan api putih saat terkena kondisi lembab. Magnesium sulit terbakar jika dalam bentuk massal, dan lebih mudah dibakar jika dipotong dalam bentuk strip tipis.
Sangat sulit memadamkan
magnesium apabila terbakar, disebabkan magnesium terbakar bersama-sama dengan
nitrogen (membentuk magnesium nitrida), dan karbon dioksida (membentuk
magnesium oksida dan karbon). Pembakaran pita magnesium akan tetap berlanjut
jika pita direndam dalam air, sampai pita magnesium habis terbakar.
Magnesium menghasilkan
cahaya putih yang terang ketika dibakar dalam udara. Magnesium digunakan pada
zaman awal fotografi di mana bubuk magnesium digunakan sebagai sumber
pencahayaan (bubuk kilat). Kemudian, pita magnesium digunakan dalam
mentol flash yang dinyala secara listrik. Serbuk magnesium masih digunakan
dalam pembuatan petasan dan nyala kelautan ketika cahaya putih terang dibutuhkan.
Magnesium logam dan
paduannya merupakan bahan yang dapat meledak, magnesium sangat mudah terbakar
dalam bentuk murni dalam bentuk cair atau dalam bentuk bubuk atau bentuk pita. Logam magnesium terbakar
atau cair bereaksi hebat dengan air.
·
BaCl2
Ø
Sifat Fisik dan Kimia BaCl2
Barium adalah logam putih
perak, dapat ditempa dan dilihat, yang stabil dalam udara kering. Barium dapat
breaksi dngan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida.
E. Prosedur Kerja
a.
Penentuan massa atom relatif Mg
-
Menimbang sebanyak 2 gr
-
Memasukkan kedalam krus yang beratnya ±1 mgr
-
Memanaskan dengan menggunakan segitiga perselin
-
Setelah menjadi putih, didinginkan
-
Memberi beberapa tetes air sampai uapnya tidak membirukan kertas lakmus
merah
-
Memijarkan sampai beratnya konstan
-
Mendinginkan
-
Menimbang
b.
Penentuan rumus suatu hidrat
-
Menimbang sebanyak 2 gr
-
Memasukkan kedlam krus yang beratnya ±1 mgr
-
Memanaskan dan ditutup
-
Membesarkan nyala pembakar sehingga krus menjadi merah pijar selama
lebih dari 20 menit sampai beratnya konstan
-
Mendinginkan dan memasukkan kedalam eksikator
-
Menimbang secara teliti
F. Hasil pengamatan dan perhitungan
1.
Penentuan atom relatif Mg
a.
Sebelum pemijaran
Berat krus + Mg = 47,91 gr
Berat krus kosong = 47,41 gr
Berat magnesium = 0,5 gr
b.
Sesudah pemijaran
Berat krus + Mg = 47,76 gr
Berat krus kosong = 47,59 gr
Berat magnesium = 0,17 gr
Perhitungan :
Dik : a.
Berat Mg sebelum pemijaran = 0,5 gr
b.
Berat Mg setelah pemijaran = 0,17 gr
Dit : Ar Mg...?
Penye : C = [a-b]
= [0,5 – 0,17] gr
= [0,33] gr
Ar Mg = 32 × a
2 × c
= 32 × 0,5
2 × 0,33 gr
= 16 gr = 24,24
0,66 gr
Ar Mg = 24
2.
Penentuan rumus suatu hidrat
a.
Sebelum pemijaran
Berat krus + BaCl = 54,54 gr
Berat krus kosong = 52,55 gr
Berat BaCl = 1.99 gr
b.
Sesudah pemijaran
Berat krus + BaCl = 54,24 gr
Berat krus kosong = 52,54 gr
Berat BaCl = 1,7 gr
Perhitungan :
Dik :
a. Berat BaCl sebelum pemijaran = 1,99 gr
b. berat BaCl sesudah pemijaran = 1,7 gr
Dit : rumus hidrat...?
Penye : C = [a-b]
= [1,99 -1,7]
= 0,29 gr
rumus = c × 100%
2
= 0,29 ×100 %
2
= 14,5 %
% BaCl= 100% - H2O%
=
100% - 14,5%
= 85,5 %
Perbandingan
BaCl dan H2O
Rumus : %BaCl : %H2O
Mr BaCl
Mr H2O
=
85,5% : 14,5%
20,7
18
= 0,4 : 0,8
= 1 : 2
Perbandingannya
1 : 2 x = 2
Rumus hidrat : BaCl2 × H2O
BaCl2
. 2H2O
G. Pembahasan
1.
Penentuan Massa Atom Relatif
Pertama-tama krus kosong ditimbang beserta
penutupnya, dan menghasilkan berat krus setelah ditimbang sebesar 47,41 gr. Disisi lain magnesium ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik sebanyak 0,5 gr. Kemudian magnesium tadi dimasukkan ke dalam krus yang telah
ditimbang tadi. Selanjutnya krus tersebut dipanaskan diatas pembakar dengan
menggunakan kaki tiga dan segitiga perselin, ditunggu beberapa menit sampai
magnesium tersebut berubah warna menjadi putih. Setelah itu krus diangkat dan
di angin-anginkan sampai krus tersebut tidak terlalu panas lalu dimasukkan ke
dalam eksikator untuk didinginkan. Setelah krus tersebut dingin, keluarkan dari
dalam eksikator kemudian ditimbang dengan neraca analitik dan menghasilkan
berat 47,91 gr. Jadi, berat krus sebelum pemijaran lebih
kecil dari berat krus setelah pemijaran.
2. Penentuan Rumus Suatu Hidrat
Pertama-tama
krus kosong ditimbang beserta penutupnya dan menghasilkan berat sebesar 52,55 gr. Selain itu barium klorida ditimbang seberat 1,99 gr, kemudian BaCl tersebut dimasukan kedalam krus
yang ditimbang tadi. Selanjutnya krus tersebut dipanaskan diatas pembakar
dengan menggunakan kaki tiga dan segitiga perselin selama lebih dari 20 menit.
Setelah mencapai waktu tesebut krus diangkatr dan diangin-angikan samp[ai
krusnya tidak terlalu panas. Selanjutnya masukan kedalam eksikator untuk
didinginkan,kemudian ditimbang dan menghasilkan berat sebesar 54,54 gr. Jadi berat krus sebelum pemijaran lebih
besaer dari berat krus setelah pemijaran.
H. Kemungkinan Kesalahan
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam memahami
langkah kerja.
2. Kurangnya keterampilan dalam menggunakan alat
ukur.
3. Kurangnya pemijaran terhadap bahan uji
coba,sehingga beratnya tidak mencapai konstan.
4. Kesalahan dalam menggunakan alat sehingga
menyebabkan hasil percobaan kurang falid
I. Kesimpulan
1.
Berat unsur magnesium dapat bertambah apabila dipanaskan pada suhu tertentu.
2. Berat suatu senyawa dapat berubah
apabila dipengaruhi oleh suhu dan waktu .
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005.
(online) http://www2. jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/
1_hukum%20dasar%20kimia%20da%20perhitungan%20kimia/kb2_4.htm diakses tanggal 4
Desember 2012 pukul 18.18 Wita)
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi
Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Devi,
Poppy dkk.2009. Kimia 1 Kelas X SMA dan
MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
S, Syukri. 1999. Kimia
Dasar l. Bamdung : ITB.
Team
Teaching. 2012. Praktikum Kimia Dasar. UNG. Gorontalo
1 comments:
maaf kalau boleh memberi saran antara font dan backround sebaiknya jangan menggunakan warna yang sama sehingga font dapat dibaca
Post a Comment