Laporan Praktikum
BOTANI
SEL
TUMBUHAN
OLEH
KELOMPOK
2
1.
MEGAWATI
2.
DIAN SUKMAWATI DALU
3.
JELITA N.F.P IBRAHIM
4.
TRISUSANTY LIHU
5.
KARTIN LAMATO
6.
ARIFIN OPUTU
7.
TUTRIYANTI
8.
HARIYATI ARSYAD
9.
NUR FATMAWATI
ASISTEN :
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semua
tumbuhan hidup, seperti halnya semua makhluk hidup, memiliki sifat-sifat
tertentu yang memperbedakan mereka dari benda mati. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari bagian dan struktur yang ada dalam tumbuhan itu sendiri. Beberapa
ilmu yang membahas mengenai bentuk dan struktur tumbuhan adalah morfologi dan
anatomi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah studi mengenai bentuk dan
perkembangan, penampilan eksternal tubuhnya dan berbagai organnya. Sedangkan,
anatomi tumbuhan adalah telaah tentang jaringan (tenunan) yang membangun
beraneka organ tersebut. Jalur ini merupakan studi yang lebih terperinci
tentang strukturnya yang lebih halus, dengan memeriksanya dibawah lensa mikroskop.
Sedangkan ilmu yang mempelajari unit struktur terkecil dalam hal ini adalah sel
yakni Sitologi (Siti T. dkk, 1983)
Sel
sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi ilmu kimia : seluruh
organisme terdiri dari sel. Dalam Hirarki organisasi biologis, sel ini
merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu,
terdapat beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai organisme bersel
tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk Tumbuhan bersifat multiseluler
; tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel Terspesialisasi yang
tidak bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika
sel ini disusun menjadi tingkat organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan
dan organ, sel dapat dipisahkan sebagai unit dasar dari struktur dan fungsi
organisme (Neil C. dkk, 2002).
1.2 Manfaat dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Manfaat Percobaan
Berdasarkan
latar belakang percobaan ini diharapkan,
1. Mahasiswa
mampu mengamati struktur sel tumbuhan
2. Mahasiswa
mampu mengindentifikasi bagian sel yang hidup dan tak hidup berdasarkan bentuk
dan fungsinya.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. Mengamati
struktur sel tumbuhan
2. Mengidentifikasi
fungsi bagian-bagian selseperti Nukleus, Plastida, Sitoplasma dan dinding sel.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Sel adalah unit fungsional terkecil
dari semua mahluk hidup. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme.
Pada tahun 1665 seorang ilmuwan asal inggris yang bernama Robert Hooke,
mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop yang sangat sederhana yang terlihat
olehnya adalah struktur dari ruangan kecil, dimana dinamakan sel. Nehemiah grew
menuliskan deskripsi pertamanya tentang jaringan tumbuhan pada tahun 1671. Pada tahun 1980 Heinstein menggunakan
istilah protoplas bagi satuan protoplasma dalam sel (Gabriel, 1988).
Sel merupakan kesatuan struktur dan
fungsional fisiologis yang terkecil dari organisme hidup. Sel tumbuhan pada dasarnya terdiri dari protoplas yang
dikelilingi oleh sel. Dinding sel biasanya dianggap sebagai bagian yang mati.
Sedangkan protoplas adalah bagian hidup dari suatu sel. Karena itu, protoplas
tidak terdapat pada tumbuhan yang telah mati. Protoplas tersusun oleh bahan
hidup dalam bentuk sederhana yang disebut protoplasma. Istilah protoplasma,
dimaksudkan sebgai zat dalam sel yang merupakan koloid berstruktur kompleks,
sedangkan protoplasma diartikan sebagai keseluruhan isi sel. Jadi, dapat
dikatakan protoplasma terdiri atas Sitoplasma dimana terdapat pula Plastida dan
Mitokondria beserta Nukleus. Sitoplasma merupakan cairan yang lebih pekat dari
air dan bening (translucent). Susunan kimia maupun fisiknya sangat kompleks.
Zat-zat pembentuknya yang paling penting adalah Protein, Lipida dan
Karbohidrat, sedangkan senyawa-senyawa terutama terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi adalah Fosfat, Klorida, Sulfat, Kalsium, Magnesium, Kalium, dan Natrium.
Dinding sel tumbuhan pada umumnya tersusun dengan zat-zat organik dan zat
anorganik. Jarang sekali dinding sel hanya terdiri dari satu zat penyusun,
tetapi mengandung beberapa zat, walaupun demikian pada umumnya dinding sel
tersusun secara dominan oleh selulosa (Tim penyusun penuntun praktikum botani
farmasi, 2012).
2.2 Uraian
tanaman
2.2.1 Morfologi
tumbuhan
1. Akar (radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor 3 (disamping batang dan daun)
bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunya
sifat-sifat berikut :
a. Merupakan
bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah, dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan
cahaya.
b. Tidak
berbuku-buku, jadi juga tidak beruas, dan tidak mendukung daun-daun atau
sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
c. Warna
tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
d. Tumbuh
terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibanding
dengan batang.
e. Bentuknya
sering kali meruncing, hingga lebih mudah menembus tanah.
Bagian-bagian
akar
a. Leher
akar atau pangkal akar (colum) yaitu
bagian akar yang bersambung dengan pangkal batang
b. Ujung
akar (apex radicis) bagian akar yang
paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan
c. Batang
akar (corpus radicis), bagian akar
yang terdapat antara leher akar dan ujungnya
d. Cabang-cabang
akar (radix lateralis) yaitu bagian-bagian
akar yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari
akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi
e. Serabut
akar (vibrilla radicalis),
cabang-cabang akar yang halus-halus dan
berbentuk serabut
f. Rambut-rambut
akar atau bulu-bulu akar (pilus
radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan
penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.
g. Tudung
akar (calyptra), yaitu bagian akar
yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi
ujung akar yang masih muda dan lemah.
Bentuk-bentuk akar:
1. Berbentuk
tombak (fusiformis)
Contoh: Wortel (Daucus corota I)
2. Berbentuk
gasing (napiformis)
Contoh: Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
3. Berbentuk
benang (filiformis)
Dua macam sistem perakaran :
1. Sistem
akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal
dari akar lembaga disebut akar tunggang (Radix
primaria).
Contoh: mangga (Mangifera indica).
2. Sistem
akar serabut, yaitu akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya
keluar dari pamgkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar
yang asli dinamakan akan liar, bentuknya seperti serabut. Oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventicia).
Contoh: padi (Oryza sativa). ( Tjitrosoepomo,2009)
2. Batang (caulis)
Batang merupakan bagian tumbuhan yag amat penting. Mengingat tempat
dan kedudukannya, batang dapat di katakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan.
Bentuk-bentuk
batang
1. Bulat (Teres) misalnya bambu (Bambusa sp.)
2. Bersegi
(Angularis), terbagi dua bangun segi
tiga (Triangularis), misalnya batang
teki (Cyperus rotundus ) dan bangun
segi empat (Quadrangularis), misalnya
batang markisah (Passifora quadrangularis
L.)
3. Pipih
dan biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula.
Sistem
percabangan pada batang
1. Cara
percabangan monopodial, yaitu juga batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya ) daripada
cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara (Casaurina
equisitifolia L.)
2. Percabangan
simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangannya
mungkin pertumbuhan kalah cepat dengan cabang – cabangnya. Contohnya Sawo
Manila (Achras zapota L.)
Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu
batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya Paku andam (Gleichenia linearis Clarke).
(
Tjitrosoepomo,2009)
3.Daun (folium)
Daun merupakan suatu bagian
tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar
daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada
bagian lain pada tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau meletaknya daun
dinamakan buku-buku (Nodus) batang.
Dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (Axilla). Daun biasanya
tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh
karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau
daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. CO2
yang merupakan zat makanan bagi tumbuhan diambil dari udara melalui celah-celah
halus yang disebut mulut daun (Stoma) masuk
ke dalam daun, yang diolah dengan bantuan sinar matahari disebut asimilasi.
Bagian-bagian daun:
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian
berikut:
1. Upih
daun atau pelepah daun (Vagina)
2. Tangkai
daun (Pentiolus)
3. Helai
daun (Lamina) ( Tjitrosoepomo,2009).
2.2.2
Deskripsi tumbuhan
2.2.2.1
Tanaman Bawang merah (Allium cepa)
Klasifikasi Bawang Merah
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae (suku
bawang-bawangan)
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa var. aggregatum
L.
Bawang merah termasuk
tumbuhan semusim yang biasa tumbuh dan berproduksi dengan baik di tanah yang
subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tumbuh di dataran rendah
sampai dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.100 meter di atas permukaan
laut (Rukmana, 1994). Tanaman bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada suhu
antara 25-320 C. Tanaman bawang merah menghendaki daerah yang
terbuka dengan penyinaran ± 70% (Sunarjono, 2001).
Bawang merah (Allium cepa L.var.ascalonicum (L.) Back.); berakar serabut dengan sistem perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman 15-30 cm di dalam tanah. Batang
sejati yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat
perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Daun yang berbentuk pipa, yakni bulat
kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian
ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai
hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Bunga, tangkai daun keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya
antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar
seolah-olah berbentuk payung. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji mempunyai bentuk agak pipih, sewaktu
masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Umbi
lapis bawang merah sangat bervariasi, bentuknya ada yang bulat, bundar sampai
pipih; sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang dan kecil. Warna kulit umbi
merah muda sampai merah tua (Rukmana, 1994; Permadi, 1992; Wibowo, 1991).
2.2.2.2
Tanaman Wortel (Daucus carota)
Klasifikasi
umbi wortel
Devisio : Spermatophyta
Sub
devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Ordo : umbelliferales
Family : umbelliferales
Genus : Daucus
Spesies : Daucus
carota L.
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun
terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab kurang
lebih pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Tumbuhan wortel membutuhkan
sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun
basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal
buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang
gembur dan subur.
Menurut para botanis, wortel
dapat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya:
Ø wortel
jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan
ujung meruncing dan rasanya kurang manis.
Ø Jenis
chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan
rasanya manis
Ø Jenis
mantes, yakni wortel hasil kombinasi dari jenis wortel imperator dan
chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye.
2.2.2.3.Tanaman Ubi kayu (Manihot
utilissima)
Klasifikasi tanaman ubi kayu sebagai berikut :
Kelas :
Dicotyledoneae
Sub Kelas : Arhichlamydeae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Sub Famili :
Manihotae
Genus :
Manihot
Spesies :
Manihot utilissima
Ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan tanaman
perdu. Ubi kayu berasal dari
Benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia,
antara lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke
Indonesia pada tahun 1852. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal
dengan wilayah pertaniannya.
Nama lain untuk tanaman ubi kayu sangat beragam diseluruh
Indonesia. Diantaranya, ketila, keutila ubi kayee (Aceh), ubi parancih
(minangkabau), ubi singkung (Jakarta), batata kayu (Manado), bistungkel
(Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral, Kasapen, sampeu, ubi kayu (Sunda), bolet,
kasawe, kaspa, kaspe, katela budin, katela jendral, katela kaspe, kaspa, kaspe,
katela budin, katela jendral, katela kaspe, katela mantri, katela marikan,
katela menyog, katela poung, katela prasman, katela sabekong, katela sarmunah,
katela tapah, katela cengkol, ubi kayu, tela pohung (Jawa), Blandong, manggala
menyok, puhung, pohung, sabhrang balandha, sawe, sawi, tela balandha, tengsag
(Madura), kesawi, ketela kayu, sabrang sawi (Bali), kasubi (Gorontalo, Baree,
Padu), Lame kayu (Makasar), lame aju (Bugis Majene), kasibi (Ternate, Tidore).
2.2.2.4.Tanaman Jagung (Zea
mays)
Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian (serelia)
dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan
Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16
orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda
menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung
adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di Daerah
Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena
kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya.
2.2.2.3
Tanaman Ketapang (Terminalia catappa)
Klasifikasi tumbuhan
Ketapang
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Pohon ketapang (Terminalia catappa) bukan termasuk tumbuhan langka. Pohon ketapang
kerap ditanam sebagai pohon peneduh di tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon
ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan
tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki
berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak), katafa (Nias), katapieng
(Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor), atapang (Bugis), talisei,
tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku utara),
sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), dan kalis kris
(Papua).
Pohon ketapang
atau Terminalia catappayang kali ini Alamendah bahas, bukan termasuk
tumbuhan
langka. Pohon ketapang kerap ditanam
sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai
bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya
bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak),
katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor),
atapang (Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho,
ngusu (Maluku Utara), sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote),
dan kalis, kris (Papua).
Pohon ketapang (Terminalia
catappa) bertajuk
rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon
yang muda sering nampak seperti pagoda.Tingginya dapat mencapai 35 meter.
Daun ketapang lebar berbentuk bulat
telur dengan pangkal daun runcing dan ujung daun lebih tumpul.Pertulangan daun
sejajar dengan tepi daun berombak.Daunnya meluruh (meranggas) dua kali dalam
setahun.Bunga ketapang berukuran kecil dan
terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting berwarna kuning kehijauan dengan
panjang sekitar 8–25 cm. Buahnya batu berbentuk bulat telur agak gepeng dan
bersegi. Saat muda buah ketapang berwarna hijau kekuningan dan berubah menjadi
ungu kemerahan saat matang.
Ketapang (Terminalia
catappa) merupakan tumbuhan
asli dari Asia
Tenggara, dan tersebar hampir di seluruh daerah di Asia Tenggara termasuk di
Indonesia. Tumbuhan ini juga biasa ditanam di Australia, India, Madagaskar
hingga Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Habitat yang disukai oleh pohon
ketapang adalah daerah dataran rendah termasuk daerah
pantai hingga
ketinggian 500 meter dpl.Pohon ini menggugurkan daunnya hingga dua kali dalam
setahun sehingga tanaman ini mampu bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering.
2.2.2.4 Tanaman Mangga (Mangifera
indica)
Klasifikasi daun mangga
Kingdom :
Plantae (tumbuhan)
Sub kingdom :
Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi :
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub kelas :
Rosidae
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiacea
Genus :
Mangifera
Spesies :
Mangifera indica L.
Mangga merupakan tanaman buah
tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian
menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Mangga
merupakan satu genus tumbuhan yang terdiri dari 35 spesies pokok buah tropika
dalam famili Anacardiaceae. Tidak ada yang mengetahui dengan tepat tentang
tempat asalnya, tetapi kebanyakan orang mempercayai bahwa tumbuhan tersebut
berasal dari benua Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India Timur,
Myanmar, dan Bangladesh.
Nama buah ini berasal dari
Malayalam manga. Kata ini diindonesiakan menjadi mangga dan pada pihak lain
kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga
(bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri
kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”
(Wikipedia, 2012).
Pohon mangga berperawakan
besar dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan
hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat,
dengan daun-daun lebat, membentuk tajuk yang indah, yang berbentuk kubah, oval
atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar
dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun, warna
pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua
sampai hampir hitam (Wikipedia, 2012)
.
2.3
Metode
Kerja
2.3.1
Cara Membuat Preparat
1. Letakkan
setetes reagen atau air dengan pipet pada kaca objek yang bersih tidak berlemak
atau berdebu (diusahakan membersihkannya dengan air. Kemudian dengan alcohol
70% yang tersedia)
2. Buatlah
sayatan dari objek yang hendak dilihat setipis mungkin
3. Dengan
menggunakan pinset atau jarum, sayatan atau objek yang hendak diamati itu
diletakkan di dalam tetes reagen pada kegiatan 1
4. Tutuplah
dengan dock glass yang juga telah bersih, tidak berlemak dan berdebu dengan
cara sebagai berikut: satu sisi di taruh pada tetesan sehingga cairan
melekatpadanya sepihak saja, sisi berhadapan ditahan dengan pinset atau jarum,
kemudian diturunkan berlahan-lahan sampai seluruh objek tertutup. Bila
tetetasan terlampau besar, maka kelebihan air harus diserap segera dengan
kertas isap bila tidak, air dapat menempel pada lensa objektif dan berlaku
sebagai lensa-lensa kecil yang mengganggu pemandangan. Bila zat yang dipakai
bukan air makan dapat merusak lensa. Tetesan yang terlampau kecil dapat
diperbesar dengan menambahkannya melalui sisi dock glass. Usahakan pula agar
jangan ada gelembung udara dibawah dock glass.
2.4 Uraian Bahan
2.4.1 Bawang merah (Allium cepa)
Bawang merah termasuk tumbuhan semusim yang biasa tumbuh dan
berproduksi dengan baik di tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan
organik. Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian
sampai 1.100 meter di atas permukaan laut (Rukmana, 1994). Tanaman bawang merah
dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 25-320 C. Tanaman bawang
merah menghendaki daerah yang terbuka dengan penyinaran ± 70% (Sunarjono,
2001).
Bawang merah (Allium cepa
L.var.ascalonicum (L.) Back.);
berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman 15-30 cm di dalam tanah. Batang sejati yang bentuknya seperti cakram,
tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas (titik
tumbuh). Daun yang berbentuk pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm,
berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Bunga, tangkai
daun keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm,
dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar
seolah-olah berbentuk payung. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji mempunyai bentuk agak pipih, sewaktu
masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Umbi
lapis bawang merah sangat bervariasi, bentuknya ada yang bulat, bundar sampai
pipih; sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang dan kecil. Warna kulit umbi
merah muda sampai merah tua (Rukmana, 1994).
Praktikum kali ini
akan meneliti dan mengamati selaput bagian dalam umbi lapis Bawang merah. Jadi
yang di ambil sebagai objek penelitian di preparat mikroskop adalah bagian umbi
lapis tersebut.
2.4.2 Umbi Wortel (Daucus
carota)
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun
terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab kurang
lebih pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Tumbuhan wortel membutuhkan
sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun
basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal
buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang
gembur dan subur.
Pada penelitian
kali ini yang akan di ambil sebagai objek penelitian
pada preparat
adalah umbi dalam Wortel (Daucus carota).
2.4.3 Tanaman
Ubi kayu (Manihot utilissima)
Ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan tanaman
perdu. Ubi kayu berasal dari
Benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia,
antara lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke
Indonesia pada tahun 1852. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal
dengan wilayah pertaniannya.
Pada penelitian kali ini yang akan di ambil
sebagai objek penelitian pada preparat adalah Ubi kayu (Manihot utilissima)
2.4.4 Tanaman Jagung (Zea
mays)
Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian (serelia) dari
keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika
melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang
Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda
menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung
adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di Daerah
Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena
kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya.
Pada penelitian kali ini yang akan di ambil
sebagai objek penelitian pada preparat adalah Jangung
(Zea Mays)
2.4.5 Tanaman Ketapang (Terminalia
catappa)
Pohon ketapang (Terminalia catappa) bukan termasuk tumbuhan langka. Pohon ketapang
kerap ditanam sebagai pohon peneduh di tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon
ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan
tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki
berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak), katafa (Nias), katapieng
(Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor), atapang (Bugis), talisei,
tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku utara),
sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), dan kalis kris
(Papua).
Pada penelitian kali ini yang akan di ambil
sebagai objek penelitian pada preparat adalah Tanaman
Ketapang (Terminalia Ketapang)
2.4.6 Tanaman Mangga (Mangifera indica)
Mangga merupakan tanaman buah
tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian
menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Mangga merupakan
satu genus tumbuhan yang terdiri dari 35 spesies pokok buah tropika dalam
famili Anacardiaceae. Tidak ada yang mengetahui dengan tepat tentang tempat
asalnya, tetapi kebanyakan orang mempercayai bahwa tumbuhan tersebut berasal
dari benua Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India Timur, Myanmar, dan
Bangladesh.
Pada penelitian kali ini yang akan di ambil
sebagai objek penelitian pada preparat adalah Tanaman
Mannga (Mangifera Indica)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat Praktikum
Waktu pelaksanaan praktikum yakni pada hari Selasa,
13 November 2012. Bertempat di Laboratorium Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat-alat
·
Kaca objek
·
Deck glass
·
Silet
·
Pinset
·
Lap bersih /
Tissue
3.2.2 Bahan-bahan
·
Bawang merah ( Allium cepa )
·
Batang Ubi kayu ( Manihot utilissima )
·
Wortel ( Daucus carota )
·
Pohon ketapang ( Terminalia katapang )
·
Batang Jagung ( Zea mays )
·
Daun Mangga ( Mangifera indica )
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Cara Membuat Preparat
1) Letakkan
setetes reagen atau air dengan pipet pada kaca objek yang bersih tidak berlemak
atau berdebu (diusahakan membersihkannya dengan air, kemudian dengan alkohol 70
% yang tersedia).
2)
Buatlah sayatan dari objek yang hendak dilihat
setipis mungkin.
3) Dengan
menggunakan pinset atau jarum, sayatan atau objek yang hendak diamati itu
diletakkan didalam tetes reagen dalam kegiatan satu.
4) Tutuplah
dengan dook glass yang juga telah bersih tidak berlemak dan berdebu.
3.3.2 Cara Kerja Percobaan
3.3.2.1 Latihan
1.1 Bawang Merah (Allium cepa)
Preparat : Selaput bagian dalam Umbi lapis Bawang merah
(Allium cepa) dalam air.
Tata
kerja:
a. Bersihkan objek dengan Alkohol 70% agar bebas dari lemak dan debu.
b.Ambil selapis kulit bawang merah lalu letakkan
diatas objek gelas.
c. Tetesi 1-2 tetes air kemudian tutup dengan gelas.
Usahakan jangan sampai ada gelembung udara dalam preparat.
d. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif
lemah kemudian ganti dengan pembesaran objektif kuat.
e. Gambarlah bagian-bagian sel yang terlihat.
3.3.2 Latihan 1.2 Ubi Kayu (Manihot Utilisima)
Preparat : Penampang melintang empelur Ubi kayu (Manihot utilissima)
Tata kerja:
a.
Siapkan
mikroskop sesuai prosedur penggunaanya.
b. Ambil
empelur dan iris setipis mungkin dan letakkan diatas objek gelas.
b.
Tetesi dengan
air lalu tutup.
c.
Amati
bagian-bagian sel tersebut.
3.3.3 Latihan
1.3 Umbi Wortel (Daucus Carota)
Preparat : Penampang melintang korteks umbi Wortel (Daucus carota)
dalam air.
Tata
kerja:
a.Siapkan
mikroskop sesuai prosedur penggunaannya.
b.Iris secara melintang korteks umbi wortel setipis
mungkin lalu pindahkan keatas objek glass dan beri air kemudian tutup.
c.Amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran objektif lemah dan kuat.
d.Gambarlah beberapa sel dengan kromoplasnya.
Tentukan dimana letak
kromoplas tersebut didalam sel.
3.3.4.
Latihan
1.4 Daun Mangga (Mangifera Indica)
Preparat : Penampang melintang korteks Daun Mangga
(Mangifera Indica)
a..Bersihkan kaca objek dengan alkohol 70% agar
bebas dari lemak dan debu.
b.Iris setipis mungkin daun mangga lalu
letakkan diatas kaca objek.
c.Tetesi 1-2 tetes air kemudian tutup dengan
gelas. Usahakan jangan sampai ada gelombang udara dalam preparat.
d.Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif lemah kemudian ganti dengan objek kuat.
e.Gambar
bagian-bagian sel tersebut.
3.3.5
Latihan
1.5 Caulis Zea Mays (Batang Jagung)
a.Bersihkan kaca objek dengan alkohol 70% agar
bebas dari lemak dan debu.
b.Iris setipis mungkin dengan cara melintang
batang jagung lalu letakkan diatas kaca objek.
c.Tetesi 1-2 tetes air kemudian tutup dengan
gelas. Usahakan jangan sampai ada gelombang udara dalam preparat.
d.Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif lemah kemudian ganti dengan objek kuat.
e.Gambar bagian-bagian sel tersebut.
3.3.6 Latihan 1.6 Caulis Terminalia Catappa (Batang Ketapang)
a.Bersihkan kaca objek dengan alkohol 70% agar
bebas dari lemak dan debu.
b.Ambil dan iris setipis mungkin batang
ketapang lalu letakkan diatas kaca objek.
c.Tetesi 1-2 tetes air kemudian tutup dengan
gelas. Usahakan jangan sampai ada gelombang udara dalam preparat.
d.Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif lemah kemudian ganti dengan objek kuat.
e.Gambar bagian-bagian sel tersebut.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Suatu sel hidup
mempunyai struktur bagian-bagian selnya.
Struktur itu
seperti Nukleus, Plastida, Sitoplasma, dan Dinding sel.
2.
Bagian-bagian sel tersebut memiliki fungsi yang berbeda-
beda
pula, yakni :
a). Nukleus : atau
sering disebut inti
mengandung satu nukleolus dan bahan-bahan khusus yang
menetukan peristiwa pewarisan sifat serta mengatur perkembangan dan metabolisme
sel.
b). Sitoplasma : adalah suatu
cairan sel yang
lebih pekat dari air
dan bening (translucent). Didalam sitoplasmalah dapat ditemukan plastida,
Mitokondria dan organel-organel sel lainnya.
c). Dinding sel : Pelindung
seluruh bagian
dalam sel, dan
banyak mengandung selulosa.
5.2 Saran
5.2.1 Dosen/penanggung Jawab Laboratorium:
Diharapkan untuk menambah
fasilitas laboratorium. Misalnya saja, ketersediaan mikroskop dan alat-alat
lain yang langsung di gunakan dalam pengamatan.
5.2.2 Asisten Dosen:
Diharapkan lebih memberikan panduan di dalam lab, agar praktikan
bisa lebih berhati-hati dan teratur dalam setiap langkah dan prosedur kerja
laboratorium.
5.2.3
Praktikan:
Diharapkan untuk lebih
meningkatkan ketelitian, keterampilan dan ketepatan saat berada di dalam
laboratorium. Agar setiap pengamatan yang dilakukan dapat lebih bermakna bagi
pengetahuan mahasiswa itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Tjitrosomo,S.1983.Botani Umum 1.Angkasa:Bandung
Hasan,Hamsidar,dkk.2012.Penuntun
praktikum botani.Tim praktikum:Gorontalo
LAMPIRAN
1
FOTO PRAKTIKUM
PENGIRISAN OBJEK PEMBUATAN PREPARAT
PENGAMATAN MIKROSKOP PENGIRISAN OBJEK
PEMBUATAN SAYATAN SEBAGAI OBJEK PREPARAT
PENGAMATAN OBJEK DIBAWAH MIKROSKOP
PENYATAN OBJEK DAN
PEMBUATAN PREPARAT
PENGAMATAN OBJEK DENGAN MIKROSKOP
LAMPIRAN 2
LANGKAH KERJA (BAGAN ALIR)
HASIL AKHIR
DOKUMENTASI KELOMPOK 2 BOTANI FARMASI
0 comments:
Post a Comment