Gunakan Pencarian Ini

Join disini dulu ya, Like This !!!

×

Powered By Berbagi Ilmu SEO and TUTORIAL BLOGGING

AKAN LEBIH BAIK JIKA ANDA MENDOWNLOAD FILE DALAM BENTUK PDF

Monday, 17 December 2012

Laporan Kimia 2 - Pemisahan dan Pemurnian

I.          Judul Percobaan                  :   Pemisahan dan Pemurnian

II.       Tujuan Percobaan               :   -  Memisahkan zat-zat padat dari zat cair
                                                     dengan cara    penyaringan.
-    Memurnikan melalui proses destilasi.

III.             Dasar Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen. (Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-          Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
-          Mempunyai sifat zat asalnya
-          Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
-          Komposisinya tidak tetap.   
      Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam. (Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan  dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.  Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :
a.       Memisahkan zat padat dari suspensi
·           Suspensi
Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair. Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
·           Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaring adalah kertas saring,  penyaring asbes murni atau platinum, lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
·           Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b.        Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.
                                -       Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
                                -       Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
                                -       Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring. (Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
c.          Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan corong pisah.
                                -       Destilasi
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol.
Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni. (Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1)
                                -       Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
-  Suhu
                                          -  Ph
                                          -  Efek garam
                                          -  Kompleksasi
                                          -  Derajat supersaturasi
                                          -  Sifat pelarut
                                          (Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
-    Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.
Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan, dimana tetesan pelarut yang lebih ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang lebih berat. Penerapan teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak.
Ekstraksi arus lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah tabung, pelarut yang telah kehilangan hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain yang masih bersih.
Diantar berbagai metode pemisahan  ekstraksi merupakan metode yang paling baik dan paling popular, alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersi, cepat dan mudah.
Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat.


Syarat sublimasi :
-          Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah titk lelehnya.
-          Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di sublimasikan pada suhu dan tewkanan yang cocok.
-          Penggunaan sublimasi :
Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa yang sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun pada kondisi yang di gunakan.
-          Senyawa-senyawa prgani seperti :
Naftalena, asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.
-          Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
-          Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari senyawa itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang mem[unyai titik berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan perlahan-lahandi bawah 1790 naftalena akan menguap tanpa meleleh terlebih dahulu dengan demikian penguapan akan berjalan terus sehingga padatan hilang.



IV.              Alat  dan Bahan
1.      Alat-alat:
·        
Fungsi:
 Sebagai wadah penguapan larutan berdasarkan titik didihnya
Cawan Penguapan
 




·        
Fungsi:
Sebagai penyaring larutan
Corong dan Kertas Saring




·        
Fungsi:
Sebagai wadah mengaduk atau melarutkan suatu padatan atau larutan
Gelas Kimia


·        
Fungsi:
Mengukur larutan dengan volume tertentu sesuai yang di inginkan
Gelas Ukur 50 ml





·        
Fungsi:
Sebagai penampung atau wadah pengupan pada saat proses destilasi berupa cairan yang telah didinginkan
Labu Destilasi

·        
Fungsi:
Sebagai alat untuk memanaskan larutan
Pembakar Bunsen






·        
Fungsi:
Sebagai pendingin uap larutan yang terjadi pada saat pemanasan
Pendingin Liebing











·        
Fungsi:
Sebagai penahanan suatu alat seperti buter dan pendingin liebing
Statif dan Klem


·        
Fungsi:
Sebagai alat untuk mengukur suhu
Termometer 100˚ C



2.      Bahan-bahan:
·        
Sifat:
Berbentuk daun-daun kecil, larut dalam air
Air Teh


·        
Sifat:
Pelarut, tidak berwarna
Aquades
 







·        
Sifat:
Kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun bahan-bahan lain tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan.
Batu Didih
·        
Sifat:
Berwarna biru, tidak reaktif
CuSO4.5H2O
·        
Sifat:
Mempunyai titik lebur 1400, pH-nya rendah
Garam Dapur
·        
Sifat:
Tidak mudah hancur, dan tidak larut dalam air
Kapur Tulis




V.            Prosedur Kerja (Diagram Alir)
1.    Pemisahan pasir dengan air
Pasir
H2O
Pasir Dan H2O
Residu : pasir dan Filtrat : air
 



-     Memasukkan ± 1 sendok kedalam gelas
Kimia berisi air



-       Mengaduknya
-       Membiarkan pasir mengendap
-       Menuangkan larutan bagian atas



2.    Pemisahan kapur tulis dengan air
CaCo3
Residu : kapur tulis dan Filtrat : Air
H2O
CaCo3 dan H2O
 



-       Melarutkan kedalam gelas kimia
berisi air


-       mengaduknya
-       Menyiapkan kertas saring dan corong









3.    Pemisahan CuSO4.5H2O dengan air
NaCl
CuSO4.5H2O dan Air
H2O
Kristal-kristal CuSO4.H2O
 


-     Melarutkan 5 gram kedalam air          - memasukkan 25 ml dengan
CuSO4.H2O pada gelas kimia


-     menguapkannya sehingga volume menjadi 10 ml
-     Mendinginkan
-     Memperhatikan bentuk kristal yang terjadi


4.    Pemisahan garam dapur dengan air

NaCl
H2O
Kristal-kristal garam
NaCl dan H2O
 


-  Melarutkan kedalam gelas kimia berisi
air



-     Menyaringnya dengan menggunakan kertas saring
-     Menguapkan larutan garam yang telah disaring pada cawan penguapan.









5.    Pemisahan teh dengan air
Air suling
Titik air
Labu destilasi
 



-       Menuangkan 100 ml pada labu destilasi 250 ml
-       Menambah seujung spatula dan KmnO4 serta 3 buah batu didih


-       Merangkai alat destilasi, usahakan air pendingin mengalir dari bawah keatas
-       Memanaskan dengan hati-hati setelah rangkaian selesai.
-       Memperhatikan suhu pada termometer sampai temperatur konstan
-       Mencatat temperaturnya
-       Menghentikan destilasi volume mencapai 10 ml





VI.    Hasil Pengamatan dan Perhitungan
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.











2.















3.



















4.


















5.
·         Memasukkan ± sendok pasir ke dalam gelas kimia, lalu mengaduknya
·         Membiarkan pasir mengendap


·         Menuangkan larutan bagian atas gelas kimia ke gelas kimia lainnya



·         Memasukkan air pada gelas kimia

·         Memaasukkan 1 sendok kapur tulis (CaCO3) pada gelas kimia berisi air
·         Mengaduk larutan sehingga kapur tercampur dengan air
·         Menyaring air kapur dengan menggunakan corong yang dilapisi kertas saring





·         Melarutkan garam dapur (NaCl) ke dalam air

·         Menyaring  dengan menggunakan kertas saring dan corong
·         Menguapkan larutan garam (NaCl) yang telah disaring menggunakan cawan penguapan







·         Menimbang CuSO4.5H2O (menggunakan kaca arloji)
·          Mengukur 25 ml air menggunakan gelas ukur 50 ml
·         Melarutkan CuSO4.5H2O dengan 25 ml air di dalam gelas kimia


·         Menguapkan larutan di atas penangas


·         Mendinginkan larutan



·         Menuangkan 100 ml air ke dalam labu destilasi 250 ml
·         Menambahkan seujung spatula kristal KMnO4 dan 3 buah batu didih

·         Memanaskan pada labu destilasi dengan hati-hati dan memperhatikan suhu yang ditunjukan pada thermometer
·         Warna air menjadi abu-abu kecoklatan (keruh), pasir tidak larut dalam air
·         Butiran pasir
Berkumpul di dasar gelas kimia, warna air tetap
·         Air keruh dan butiran pasir terpisah

Keterangan
Residu: Pasir
Fitrat: Air
·           Tidak ada perubahan, baik pada air maupun gelas kimia
·         Air berubah, dari tidak berwarna menjadi putih

·         Tetap; tidak terjadi perubahan warna pada air
·         Air keluar melalui corong, sedangkan kapur tertinggal pada kertas saring
Keterangan
Residu: Kapur
Fitrat: Air jernih

·         Garam terlarut dalam air, terjadi perubahan warna menjadi sedikit keruh
·         Air yang semula sedikit keruh menjadi jernih kembali
·         Air berkurang, setelah larutan hampir mengering, larutan garam mendidih dan terbentuk Kristal garam di tepian, dan di bagian bawah cawan (kristalnya berwarna putih)
Keterangan
Residu: Butiran garam yang lebih kecil (halus)
Fitrat: Air jernih

·         Hasil pengukuran 5,0293 gr CuSO4.5H2O
·         Tidak terjadi perubahan pada gelas ukur maupun air
·          CuSO4.5H2O larut dalam air, dan larutan berubah warna menjadi biru (ukuran larutan total menjadi 28 ml)
·         Larutan mengeluarkan bau harum, dan terjadi penguapan sampai larutan menjadi 10 ml
·         Setelah dingin, terbentuk kristal-kristal berwarna biru di dasar gelas kimia

·         Belum ada perubahan

·         Terjadi perubahan warna menjadi ungu tua, dzn tidak terjadi ledakan karena adanya batu didih.
·         Terjadi penguapan dan penetesan air sebanyak 3 tetes, pada suatu yang sama (98 0C)
Keterangan
Fitrat: Air jernih


VII.          Pembahasan
Persamaan reaksi percobaan
·         Pemisahan pasir dengan air (dekantasi)
SiO2 + H2O diendapkan     H2O + pasir
·         Penyaringan
CaCO3 + H2O  disaring     H2O + kapur tulis



·         Kristalisasi
NaCl + H2O diuapkan     H2O + garam dapur

·         Destilasi
C8H10N8O2 + H2O + 3 batu didih  disuling     teh + 3 buah batu didih

Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
·      Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air.
·      Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali. Contohnya adalah pemurnian garam dapur.
·      Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya campuran pasir dan air.
·      Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan. Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit.
·      Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan garam.
·      Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari campurannya.
Pada percobaan pertama yaitu dekantasi, langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu dengan memasukan ± 1 sendok pasir kedalam gelas kimia yang telah terisi air, kemudian diaduk hingga merata. Setelah diaduk pasir dibiarkan mengendap kemudian larutan bagian atas dituangkan untuk dipisahkan dengan pasir yang mengendap tadi. Pemisahan dengan cara ini belum dapat memisahkan larutan dengan baik sebab pada larutan bagian atas yang dipisahkan dari endapan masih terdapat kristal-kristal pasir. Sehingga air hasil pemisahan ini tidak jernih seperti sebelum pencampuran, melainkan telah menjadi keruh.
Pada percobaan kedua yaitu filtrasi (penyaringan) langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan memasukan bubuk kapur tulis kedalam gelas kimia yang berisi air, kemudian diaduk setelah diaduk dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring. Pemisahan dengan cara filtrasi (penyaringan) lebih baik dari pada pemisahan dengan cara dekantasi, sebab setelah dilakukan penyaringan , larutan yang keruh menjadi jernih kembali karena bubuk kapur tulis tidak larut dalam air. Maka air hasil penyaringan tidak mengandung bubuk kapur tulis lagi.
Pada percobaan ketiga yaitu penguapan , langkah pertama yang dilakukan pada percobaan yang ketiga ini adalah memasukan air secukupnya kedalam gelas kimia kemudian memasukan garam dapur kedalam gelas kimia yang telah berisi air tadi , kemudian diaduk hingga merata, setelah garam dapur larut dalam air, dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong da kertas saring. Walaupun hasil penyaringan menjadi jernih kembali seperti sebelum dilakukan pencampuran. Namun karena garam larut dalam air, maka dalam larutan tersebut masih terdapat patikel garam yang tidak tersaring oleh kertas saring. Oleh karena itu perlu dilakukan penguapan, penguapan dengan menggunakan cawan penguapan. Dan air yang terdapat pada larutan garam tersebut membentuk kembali kristal garam murni.
Pada percobaan keempat yaitu kristalisasi, langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah memasukan 5 gram CuSO4.5H2O kedalam gelas kimia yang berisi air sebanyak 25 ml, setelah CuSO4 larut dalam air, larutan ini diuapkan sampai volumenya menjadi 10 ml kemudian didinginkan. Pada saat volumenya menjadi 10 ml kemudian didinginkan saat dilakukan penguapan mempuyai titik didih rendah menguap. Hal ini sama juga terjadi pada hidrat yang terdapat pada CuSO4 (tembaga sulfat) sehingga yang tersisa hanyalah kristal CuSO4 dan setelah didinginkan terdapat endapan.
Pada percobaan kelima yaitu destilasi, Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin, Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah menuangkan 100 ml air suling kedalam labu destilasi dan menambahkan 3 buah batu didih, kemudian merangkai alat destilasi dan mengusahakan agar air dalam pendingin mengalir dengan lambat dan merata dari bawah ke atas. Kemudian panaskan pada heater mentle dengan hati-hati. Kemudian memperhatikan suhunya ditunjukkan oleh termometer sampai temperatur konstan. Dapat dilihat bahwa pada saat destilasi dilakukan terdapat ada tetesan yang di hasilkan pada pendingin leibing yang sudah tercampur dengan etanol sehingganya pada saat terjadi tetesan uap yang d hasilkan adalah larutan teh sehingganya dapat di pisahkan antara larutan teh dengan pelarut yang digunakan pada saat percobaan kali ini.




VIII.        Kesimpulan
-          Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran. Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi dan absorpsi. Untuk zat padat yang tidak terlarut dalam zat cair yakni dekantasi, filtrasi (penyaringan). Untuk zat padat yang melarut dalam air yaitu penguapan, kristalisasi dan destilasi.
-          Pemurnian dapat dilakukan dengan proses destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.

IX.              Kemungkinan Kesalahan
1.   Kurangnya keterampilan praktikan dalam menggunakan alat ukur
2.   Kurangnya pemahaman praktikan dalam memahami prosedur kerja
3.   Kurangnya keterampilan praktikan dalam mencampur larutan









Daftar Pustaka
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Surabaya: Erlangga.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1.Surabaya: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.
S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1. ITB: Bandung.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.








0 comments:

 

Klik Like Untuk Melanjutkan, Mohon Bantuannya Untuk Menyebarluaskan Artikel Ini

Powered By Riu Etsu Kazuo and Aku Anak Farmasi