I.
Judul Percobaan : Pemisahan
dan Pemurnian
II.
Tujuan Percobaan : - Memisahkan zat-zat padat dari zat cair
dengan cara penyaringan.
-
Memurnikan melalui proses destilasi.
III.
Dasar Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua
zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari
suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh
materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan
suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat
berupa homogen dan heterogen. (Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid
1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari
penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat
dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli
campuran :
-
Campuran terbentuk tanpa melalui
reaksi kimia.
-
Mempunyai sifat zat asalnya
-
Terdiri dari dua jenis zat tunggal
atau lebih.
-
Komposisinya tidak tetap.
Campuran
terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur
dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda
susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal
atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase.
Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran
homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak
terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki
sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang
komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan
sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama
diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika
antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan
tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran
memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam. (Ralph H
Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika
atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan,
sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat
lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada
jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen
berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan
saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang
sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel. Kertas
saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukuri S.
1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan
materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan,
maka diadakan pembedaan :
a.
Memisahkan zat padat dari suspensi
·
Suspensi
Suspensi adalah sistem yang
didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau
cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair. Suatu suspensi
dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
·
Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan
dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring
secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaring
adalah kertas saring, penyaring
asbes murni atau platinum, lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya
pyrex dari silika atau porselin.
·
Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi
dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi
digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali
lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel
tersuspensi.
b.
Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari
larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut
dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.
- Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya
meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai
titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
- Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan
sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang
ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan
lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan
melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen
larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
- Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan
kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup
besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang
lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena
garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka,
maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan
tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan.
Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring. (Syukri
S. 1991. Kimia Dasar 1)
c.
Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui
distilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat
dipisahkan dengan dekantasi dan corong pisah.
- Destilasi
Dasar pemisahan dengan destilasi
adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan
mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan
uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol.
Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan
78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar
78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam
pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni. (Syukri S. 1999. Kimia
Dasar 1)
- Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan
suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada
massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau
mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan
dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari
larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
- Suhu
- Ph
- Efek garam
- Kompleksasi
- Derajat
supersaturasi
- Sifat pelarut
(Husein
H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air,
dapat digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk
menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan. Setelah keadaan seimbang,
lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas dengan
memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan
sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
- Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat
dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida
dan karbon disulfida.
Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali
dilaksanakan, dimana tetesan pelarut yang lebih ringan bergerak ke atas
melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang lebih berat. Penerapan
teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak.
Ekstraksi arus lawan semacam itu sangat efisien karan
pada ujung bawah tabung, pelarut yang telah kehilangan hamper semua zat
terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain yang masih bersih.
Diantar berbagai metode pemisahan ekstraksi
merupakan metode yang paling baik dan paling popular, alas an utamanya karena
metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak
memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah.
Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersi, cepat dan mudah.
Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa
melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung
kembali dalam keadaan padat.
Syarat sublimasi :
-
Padatan akan menyublin bila tekanan
uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah titk lelehnya.
-
Secara teoritis setiap zat yang
dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di sublimasikan pada suhu dan
tewkanan yang cocok.
-
Penggunaan sublimasi :
Terbatas
pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa yang sukar
menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun pada kondisi
yang di gunakan.
-
Senyawa-senyawa prgani seperti :
Naftalena, asam benzoate, asam
salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.
-
Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3
, klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
-
Sublimasi yang terjadi sebenarnya
hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari senyawa itu lebih rendah dari
pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang mem[unyai titik
berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan
perlahan-lahandi bawah 1790 naftalena akan menguap tanpa meleleh
terlebih dahulu dengan demikian penguapan akan berjalan terus sehingga padatan
hilang.
IV.
Alat dan Bahan
1.
Alat-alat:
·
Fungsi:
Sebagai
wadah penguapan larutan berdasarkan titik didihnya
|
·
Fungsi:
Sebagai penyaring
larutan
|
·
Fungsi:
Sebagai wadah
mengaduk atau melarutkan suatu padatan atau larutan
|
·
Fungsi:
Mengukur larutan
dengan volume tertentu sesuai yang di inginkan
|
·
Fungsi:
Sebagai penampung atau wadah pengupan pada saat
proses destilasi berupa cairan yang telah didinginkan
|
·
Fungsi:
Sebagai alat
untuk memanaskan larutan
|
·
Fungsi:
Sebagai pendingin
uap larutan yang terjadi pada saat pemanasan
|
·
Fungsi:
Sebagai penahanan suatu alat seperti buter dan pendingin liebing
|
·
Fungsi:
Sebagai alat
untuk mengukur suhu
|
2.
Bahan-bahan:
·
Sifat:
Berbentuk
daun-daun kecil, larut dalam air
|
·
Sifat:
Pelarut, tidak berwarna
|
·
Sifat:
Kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, terbuat dari bahan
silika, kalsium karbonat, porselen, maupun bahan-bahan lain tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan.
|
·
Sifat:
Berwarna biru, tidak reaktif
|
·
Sifat:
Mempunyai titik lebur 1400,
pH-nya rendah
|
·
Sifat:
Tidak mudah hancur, dan tidak larut
dalam air
|
V.
Prosedur Kerja (Diagram
Alir)
1.
Pemisahan
pasir dengan air
Pasir
|
H2O
|
Pasir Dan H2O
|
Residu : pasir dan Filtrat : air
|
- Memasukkan ± 1 sendok
kedalam gelas
Kimia berisi air
- Mengaduknya
- Membiarkan pasir
mengendap
- Menuangkan larutan bagian
atas
2. Pemisahan kapur tulis
dengan air
CaCo3
|
Residu : kapur tulis dan Filtrat : Air
|
H2O
|
CaCo3 dan H2O
|
- Melarutkan kedalam gelas
kimia
berisi air
- mengaduknya
- Menyiapkan kertas saring
dan corong
3.
Pemisahan
CuSO4.5H2O dengan air
NaCl
|
CuSO4.5H2O dan Air
|
H2O
|
Kristal-kristal CuSO4.H2O
|
- Melarutkan 5 gram kedalam
air - memasukkan 25 ml dengan
CuSO4.H2O
pada gelas kimia
- menguapkannya sehingga
volume menjadi 10 ml
- Mendinginkan
- Memperhatikan bentuk
kristal yang terjadi
4.
Pemisahan
garam dapur dengan air
NaCl
|
H2O
|
Kristal-kristal garam
|
NaCl dan H2O
|
- Melarutkan kedalam gelas
kimia berisi
air
- Menyaringnya dengan
menggunakan kertas saring
- Menguapkan larutan garam
yang telah disaring pada cawan penguapan.
5.
Pemisahan
teh dengan air
Air suling
|
Titik air
|
Labu destilasi
|
- Menuangkan 100 ml pada
labu destilasi 250 ml
- Menambah seujung spatula
dan KmnO4 serta 3 buah batu didih
- Merangkai alat destilasi,
usahakan air pendingin mengalir dari bawah keatas
- Memanaskan dengan
hati-hati setelah rangkaian selesai.
- Memperhatikan suhu pada
termometer sampai temperatur konstan
- Mencatat temperaturnya
- Menghentikan destilasi
volume mencapai 10 ml
VI. Hasil
Pengamatan dan Perhitungan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
·
Memasukkan ± sendok pasir ke dalam gelas kimia, lalu mengaduknya
·
Membiarkan pasir mengendap
·
Menuangkan larutan bagian atas gelas kimia ke gelas kimia lainnya
·
Memasukkan air pada gelas kimia
·
Memaasukkan 1 sendok kapur
tulis (CaCO3) pada gelas kimia berisi air
·
Mengaduk larutan sehingga
kapur tercampur dengan air
·
Menyaring air kapur dengan
menggunakan corong yang dilapisi kertas saring
·
Melarutkan garam dapur
(NaCl) ke dalam air
·
Menyaring dengan menggunakan kertas saring dan corong
·
Menguapkan larutan garam
(NaCl) yang telah disaring menggunakan cawan penguapan
·
Menimbang CuSO4.5H2O
(menggunakan kaca arloji)
·
Mengukur
25 ml air menggunakan gelas ukur 50 ml
·
Melarutkan CuSO4.5H2O
dengan 25 ml air di dalam gelas kimia
·
Menguapkan larutan di atas
penangas
·
Mendinginkan larutan
·
Menuangkan 100 ml air ke
dalam labu destilasi 250 ml
·
Menambahkan seujung spatula kristal
KMnO4 dan 3 buah batu didih
·
Memanaskan pada labu
destilasi dengan hati-hati dan memperhatikan suhu yang ditunjukan pada
thermometer
|
·
Warna air menjadi abu-abu
kecoklatan (keruh), pasir tidak larut dalam air
·
Butiran pasir
Berkumpul di dasar gelas kimia, warna air tetap
·
Air keruh dan butiran pasir
terpisah
Keterangan
Residu: Pasir
Fitrat: Air
·
Tidak ada perubahan, baik
pada air maupun gelas kimia
·
Air berubah,
dari tidak berwarna menjadi putih
·
Tetap; tidak terjadi
perubahan warna pada air
·
Air keluar melalui corong,
sedangkan kapur tertinggal pada kertas saring
Keterangan
Residu: Kapur
Fitrat: Air jernih
·
Garam terlarut dalam air,
terjadi perubahan warna menjadi sedikit keruh
·
Air yang semula sedikit
keruh menjadi jernih kembali
·
Air berkurang, setelah larutan
hampir mengering, larutan garam mendidih dan terbentuk Kristal garam di
tepian, dan di bagian bawah cawan (kristalnya berwarna putih)
Keterangan
Residu: Butiran garam yang lebih
kecil (halus)
Fitrat: Air jernih
·
Hasil pengukuran 5,0293 gr
CuSO4.5H2O
·
Tidak terjadi perubahan pada
gelas ukur maupun air
·
CuSO4.5H2O
larut dalam air, dan larutan berubah warna menjadi biru (ukuran larutan total
menjadi 28 ml)
·
Larutan mengeluarkan bau
harum, dan terjadi penguapan sampai larutan menjadi 10 ml
·
Setelah dingin, terbentuk
kristal-kristal berwarna biru di dasar gelas kimia
·
Belum ada perubahan
·
Terjadi perubahan warna
menjadi ungu tua, dzn tidak terjadi ledakan karena adanya batu didih.
·
Terjadi penguapan dan
penetesan air sebanyak 3 tetes, pada suatu yang sama (98 0C)
Keterangan
Fitrat: Air jernih
|
VII.
Pembahasan
Persamaan reaksi percobaan
·
Pemisahan pasir dengan air
(dekantasi)
SiO2 + H2O diendapkan H2O + pasir
·
Penyaringan
CaCO3 + H2O
disaring H2O + kapur
tulis
·
Kristalisasi
NaCl + H2O diuapkan H2O
+ garam dapur
·
Destilasi
C8H10N8O2 + H2O + 3 batu didih
disuling teh + 3 buah batu
didih
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan
dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua
zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari
suatu zat yang telag tercemar atau tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang
telah tercemar atau mengalami percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya :
·
Penyaringan adalah proses pemisahan
yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Contohnya penyaringan suspensi
kapur dalam air.
·
Rekristalisasi adalah proses
keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali. Contohnya
adalah pemurnian garam dapur.
·
Dekantasi adalah proses pemisahan
suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa
jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya
campuran pasir dan air.
·
Absorpsi adalah proses pemisahan
suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan. Contohnya sirup yang disaring
dengan menggunakan norit.
·
Sublimasi adalah proses pemisahan
dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang
bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan garam.
·
Ekstraksi adalah proses pemurnian
zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan
corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari campurannya.
Pada percobaan pertama yaitu
dekantasi, langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu dengan
memasukan ± 1 sendok pasir kedalam gelas kimia yang telah terisi air, kemudian
diaduk hingga merata. Setelah diaduk pasir dibiarkan mengendap kemudian larutan
bagian atas dituangkan untuk dipisahkan dengan pasir yang mengendap tadi.
Pemisahan dengan cara ini belum dapat memisahkan larutan dengan baik sebab pada
larutan bagian atas yang dipisahkan dari endapan masih terdapat kristal-kristal
pasir. Sehingga air hasil pemisahan ini tidak jernih seperti sebelum
pencampuran, melainkan telah menjadi keruh.
Pada percobaan kedua yaitu filtrasi
(penyaringan) langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan
memasukan bubuk kapur tulis kedalam gelas kimia yang berisi air, kemudian
diaduk setelah diaduk dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong dan
kertas saring. Pemisahan dengan cara filtrasi (penyaringan) lebih baik dari
pada pemisahan dengan cara dekantasi, sebab setelah dilakukan penyaringan ,
larutan yang keruh menjadi jernih kembali karena bubuk kapur tulis tidak larut
dalam air. Maka air hasil penyaringan tidak mengandung bubuk kapur tulis lagi.
Pada percobaan ketiga yaitu
penguapan , langkah pertama yang dilakukan pada percobaan yang ketiga ini
adalah memasukan air secukupnya kedalam gelas kimia kemudian memasukan garam
dapur kedalam gelas kimia yang telah berisi air tadi , kemudian diaduk hingga
merata, setelah garam dapur larut dalam air, dilakukan penyaringan dengan
menggunakan corong da kertas saring. Walaupun hasil penyaringan menjadi jernih
kembali seperti sebelum dilakukan pencampuran. Namun karena garam larut dalam
air, maka dalam larutan tersebut masih terdapat patikel garam yang tidak
tersaring oleh kertas saring. Oleh karena itu perlu dilakukan penguapan,
penguapan dengan menggunakan cawan penguapan. Dan air yang terdapat pada
larutan garam tersebut membentuk kembali kristal garam murni.
Pada percobaan keempat yaitu
kristalisasi, langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
memasukan 5 gram CuSO4.5H2O kedalam gelas kimia yang berisi air sebanyak 25 ml,
setelah CuSO4 larut dalam air, larutan ini diuapkan sampai volumenya
menjadi 10 ml kemudian didinginkan. Pada saat volumenya menjadi 10 ml kemudian
didinginkan saat dilakukan penguapan mempuyai titik didih rendah menguap. Hal
ini sama juga terjadi pada hidrat yang terdapat pada CuSO4 (tembaga
sulfat) sehingga yang tersisa hanyalah kristal CuSO4 dan setelah didinginkan
terdapat endapan.
Pada percobaan kelima yaitu
destilasi, Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas
perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun
dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu
tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi
cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin, Proses destilasi diawali
dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar
condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan
terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang
ada dalam campuran homogen tersebut. langkah pertama yang dilakukan pada
percobaan ini adalah menuangkan 100 ml air suling kedalam labu destilasi dan
menambahkan 3 buah batu didih, kemudian merangkai alat destilasi dan
mengusahakan agar air dalam pendingin mengalir dengan lambat dan merata dari
bawah ke atas. Kemudian panaskan pada heater mentle dengan hati-hati. Kemudian
memperhatikan suhunya ditunjukkan oleh termometer sampai temperatur konstan.
Dapat dilihat bahwa pada saat destilasi dilakukan terdapat ada tetesan yang di
hasilkan pada pendingin leibing yang sudah tercampur dengan etanol sehingganya
pada saat terjadi tetesan uap yang d hasilkan adalah larutan teh sehingganya
dapat di pisahkan antara larutan teh dengan pelarut yang digunakan pada saat percobaan
kali ini.
VIII.
Kesimpulan
-
Zat-zat yang telah
tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode pemisahan dan
pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian
dilakukan untuk pemurnian suatu campuran. Ada bermacam-macam jenis pemisahan
dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi
dan absorpsi. Untuk zat padat yang tidak terlarut dalam zat cair yakni
dekantasi, filtrasi (penyaringan).
Untuk
zat padat yang melarut dalam air yaitu penguapan, kristalisasi dan destilasi.
-
Pemurnian dapat dilakukan
dengan proses destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu.
IX.
Kemungkinan Kesalahan
1. Kurangnya keterampilan
praktikan dalam menggunakan alat ukur
2. Kurangnya pemahaman
praktikan dalam memahami prosedur kerja
3. Kurangnya keterampilan
praktikan dalam mencampur larutan
Daftar Pustaka
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar.
Jilid 1. Surabaya: Erlangga.
Petrucci.
1996. Kimia Dasar. Jilid 1.Surabaya: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan.
Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.
S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1.
ITB: Bandung.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1.
ITB: Bandung.
0 comments:
Post a Comment