Silahkan Digunakan Dengan baik, semoga bermanfaat buat anda sekalian.....
Makalah
Efektivitas Getah Pisang Dalam Penyembuhan Luka
O
L
E
H
Nama:
Arifin Oputu
Nim:
821412081
Kelas:
B_1
Prog.
Studi: S1-Farmasi
Jurusan Farmasi
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan
Universitas
Negeri Gorontalo
2012
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Panulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT, atas segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Efektifitas
Getah Pisang Dalam Penyembuhan Luka”
sebagai salah satu tugas dari Mata
Kuliah Kajian Pustaka ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.
Ucapan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Akhir
kata penulis berharap semoga dengan do’a, support, nasehat, dan dukungan yang
telah diberikan kepada penulis, dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi
orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya karya ilmiah ini, dapat
memberikan manfaat kepada penulis khususnya, dan pembacapada umumnya.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Gorontalo,
26 November 2012
Penulis
Daftar
Isi
Kata
Pengantar ……………………….………………… i
Daftar
Isi …………………………………….………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………. 1
1.1 Latar
Belakang ………………………………… 1
1.2 Rumusan
Masalah ……………………………… 2
1.3 Tujuan
Penulisan ……………………………….. 2
1.4 Manfaat
penulisan …………………………….. 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA ………………………. 3
2.1 Tanaman
Pisang ………………………………. 3
2.1.1 Klasifikasi
Ilmiah ……………………….. 3
2.1.2 Morfologi
Tanaman Pisang …………….. 3
2.1.3 Kandungan
Dalam Getah Pisang ……….. 4
2.2 Luka …………………………………………… 5
2.2.1 Pengertian
Luka ………………………… 5
2.2.2 Proses
Penyembuhan Luka ……………… 5
2.3 Ekstak
Getah Pisang ........................................... 6
BAB
III METODE PENULISAN …………………….. 7
3.1 Pengumpulan
Data …………………………….. 7
3.2 Pengolahan
Data ……………………………… 7
3.3 Metode
Analisis ……………………………… 7
3.4 Penarikan
Kesimpulan ……………………….. 8
3.5 Perumusan
Saran …………………………….. 8
BAB
IV ANALISIS DAN SINTESIS ………………….. 9
4.1 Potensi
Getah bonggol pisang sebagai alternatif
untuk penyembuhan luka ………………….... 9
4.2 Membuat Ekstrak getah bonggol pisang …………….. 9
BAB
V STUDI KASUS …………………………...…… 10
BAB
VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………… 13
6.1 Kesimpulan …………………………………… 13
6.2 Saran …………………………………………. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang semakin
canggih dan maju ini semakin banyak ditawarkan obat obatan semua penyakit
dengan berbagai nama dan jenis yang kurang diketahui betul apa kandungan dan
manfaatnya. Hal ini mendorong masyarakat untuk semakin selektif dalam memilih
obat yang tepat. Salah satunya adalah obat untuk menghentikan luka berdarah
pada kulit.Kulit adalah bagian dari tubuh
yang mempunyai fungsi sangat vital, antara lain:proteksi, sensasi,
regulasi panas, kontrol evaporasi, estetik dan komunikasi, penyimpanan dan
pembuatan, ekskresi, absorpsi. Selain itu, sejumlah obat dapat teradministrasi
melalui kulit, seperti salep (Anonim,
2008). Apabila kulit tersebut tergores benda tajam dan meninggalkan luka lecet,
menyebabkan kekhawatiran karena akan membuat bagian dari tubuh terutama
fungsi organ yang terluka terganggu, selain itu membuat noda bekas luka yang
sulit untuk dihilangkan. Pada saat
teknologi belum berkembang seperti sekarang ini, masyarakat masih menggunakan
setiap bahan yang ada disekitarnya untuk menolongnya bertahan hidup. Salah satunya
adalah menggunakan getah pisang untuk mengobati luka ketika terjadi luka
berdarah. Pada zaman tradisional, getah pisang dipercaya dapat menghentikan
luka berdarah, menutupi luka dan bahkan menyembuhkan dengan cepat. Caranya juga
mudah, yaitu dengan mengoleskan atau meneteskan getah pisang ke luka
kita.Melihat kenyataan itu, telah banyak peneliti sebelumnya yang meneliti
kandungan dari getah pisang.
Pada penelitian
sebelumnya, hasil uji efek penyembuhan sa cairan getahbonggol pisang menunjukkan bahwa cairan bonggol pisang tersebut
mampu mempercepat pengerinagn luka berdarah. Dan dari hasil penelitian
didapat bahwa getahbonggol pisang mengandung bahan yang dapat menghentikan
luka. Tetapi melihat kenyataanbahwa bukan hal yang mudah untuk menemukan getah
bonggol pisang setiap kita terluka,maka penulis menggagas untuk membuat suatu
bentuk cairan yang merupakan hasil dariekstrak getah bonggol pisang sehingga
dapat dikemas dengan baik dan dapat dengan mudahdibawa-bawa.
1.2 Rumusan Masalah:
1.
Bagaimana potensi getah bonggol pisang
sebagai alternatif untuk penyembuhan luka?
2.
Bagaimana
menghasilkan ekstrak getah bonggol pisang yang dapat dikemas?
1.3 Tujuan
Penulisan:
2.
Untuk mengetahui potensi getah bonggol
pisang sebagai alternatif untuk penyembuhan
luka.
3.
Untuk mengetahui
cara mengekstrak getah bongggol pisang yang dapat dikemas.
1.4 Manfaat
Penulisan:
1.
Bagi Penulis:
Gagasan
ini bermanfaat bagi penulis sebagai wadah untuk menambah pengetahuan danwawasan
mengenai obat-obatan tradisional.
2.
Bagi Masyarakat:
Menambah
pengetahuan tentang obat-obatan tradisional pengganti obat berbahan kimiawi Selain itu dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah bonggol
pisang karena dapatdimanfaatkan secara maksimal menjadi bahan yang lebih bermanfaat.
3.
Bagi Ilmuwan:
Mendorong
untuk giat mengembangkan bahan obat alami yang tidak berbahaya bagi kita.
4.
Bagi Pemerintah:
Memberi
masukan bagi pemerintah agar lebih memperhatikan secara khusus padapengembangan
obat-obatan tradisional yang alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan kita
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tanaman
Pisang
Pisang
adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata,
M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang
dinamakan sama. Buah ini tersusun dalamtandan dengan kelompok-kelompok tersusun
menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buahpisang memiliki kulit berwarna
kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah,
ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan panganmerupakan
sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
2.1.1
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa.
Spesies :
Musa sp
2.1.2
Morfologi Tanaman Pisang
a. Akar
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak
mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak
berada pada bagian bawah tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150
cm. sedang akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau
mendatar. Dalam perkembanganya akar samping bias mencapai 4-5 meter.
b. Batang
Batang pisang sebenarnya terletak dalam
tanah berupa umbi batang. Di bagian atas umbi batang terdapat. Tumbuh yang
menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung).
Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu
adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang
saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan kompak sehingga bias berdciri
tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 meter
tergantung jenisnya.
c. Daun
Daun pisang letaknya tersebar, helaian
daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini
diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. daun pisang mudah
sekali robek atau terkoyak oleh hembusan angina yang keras karena tidak
mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun.
d. Bunga
Bunga berkelamin satu, berumah satu
dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral.
Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok dengan panjang
1-25 cm. bunga tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina berada dibawah
bunga jantan (jika ada). lima daun tenda bunga melekat sampai tinggi,
panjangnya 6-7 cm. benang sari 5 buah pada betina tidak sempurna, bakal buah
persegi, sedang pada bunga jantan tidak ada.
e. Buah
Sesudah bunga keluar, akan terbantuk
sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentu sisir kedu, ketiga dan
seterusnya. Jantungnya perlu di potong sebab sudah tidak menghasilkan sisir
lagi.
2.1.3
Kandungan Dalam Getah Pisang
Pada pohon pisang terdapat berbagai kandungan yang dapat member
manfaat bagi kita. Di dalam getahnya terdapat kandungan “saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi sebagai
antibiotik danpenghilang rasa sakit (Budi, 2008).
Getah
batang pohon pisang mengandung beberapa jenis fitokimia yaitu saponindengan
kandungan yang paling banyak, kemudian flavonoid dan tanin dan tidak
mengandungalkaloid, steroid dan triterpenoid. Polifenol dan flavono merupakan
golongan fenol yang telah diketahui memilikiaktivitas antiseptik. Senyawa
flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawaflavon golongan
flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan C6 - C3 - C6 (cincin
benzentersubstitusi) disambung oleh rantai alifatik 3 karbon, senyawa ini merupakan senyawaflavonoid larut dalam
air serta dapat diekskresikan
menggunakan etanol 70 %(Harborne, 1987).
2.2 Luka
2.2.1
Pengertian Luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi
normal pada kulit ( Taylor, 1997).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
lain (Kozier,1995).
Ketika luka timbul,
beberapa efek akan muncul:
1.
Hilangnya seluruh
atau sebagian fungsi organ
2.
Respon stres
simpatis
3.
Perdarahan dan
pembekuan darah
4.
Kontaminasi bakteri
5.
Kematian sel
2.2.2
Proses Penyembuhan Luka
Tubuh secara normal
akan memberikan respon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”,
yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama:
bengkak (swelling),kemerahan (redness), panas (heat), nyeri (pain) dan
kerusakan fungsi (impaired function).
Proses penyembuhannya
mencakup beberapa fase
1.
Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon
vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yangterjadi pada jaringan lunak.
2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan
seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkanluka dan ditandai
dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikanyaitu
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan
digunakan selama proses reonstruksi
jaringan.3. Fase MaturasiTujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan
bermutu.
2.3 Ekstrak Getah Pisang
Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair denganbantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus
dapat mengekstrak substansi yangdiinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatubahan
dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Ekstraksimenggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap
komponen lain dalamcampuran (Suyitno, 1989).
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut daripadatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karenakomponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalamiperubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkandapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila pada tanhanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larutkarena
efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and
Practice In Organic Chemistry] Ekstraksi
merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang diekstrak mengandung
senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain
(Anonim, 2000).
BAB
III
METODE
PENULISAN
3.1
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan
sebagai bahan analisis didapatkan dari:
1.
Studi Pustaka
Studi
pustaka digunakan sebagai landasan teori dan pijakan penulis dalam menganalisis
masalah yang dikaji. Studi pustaka didapatkan dari artikel dari internet, teori
dan pendapat para ahli baik dari skripsi maupun hasil penelitian.
2.
Pengamatan fenomena
Hasil
pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik tolak
terhadappembahasan suatu masalah. Pengamatan ditujukan pada fenomena bahwa
masyarakat menggunakan obat berbahan kimiawi ketika menderita luka berdarah
yang membutuhkanwaktu cukup lama untuk dapat sembuh. Padahal ada bahan alternatif
alami yang dapatdimanfaatkan. Selain itu nilai ekonomis pada obat penyembuh
luka yang relatif mahal,sehingga perlu dikembangkan pemanfaatan obat luka
berbahan alami seperti dari getahbonggol
pisang yang tentunya mudah didapat dan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik.
3.2 Pengolahan
Data
Langkah selanjutnya
dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan mengolah
danmenulis semua data yang diperoleh secara runtut dan sistematis
menurut pedomanProgram Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT).
3.3 Metode
Analisis
Metode analisis yang
digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis masalah yang ada berdasarkan data yang
ada di berbagai media maupun studi pustaka sehingga disini tercipta suatu kesimpulan data yang bisa diuji kebenarannya.
Penulis
mendeskripsikan data dengan cara menjelaskan kandungan
getah bonggol pisang yang dapat menghentikan pendarahan pada luka
berdarah danmempercepat penyembuhannya. Penulis kemudian bisa menganalisis
bahwa lukaberdarah dapat disembuhkan oleh getah bonggol pisang sehingga menjadi bahan obat lukaalternatif yang tidak berbahaya.
Lalu penulis membuat ekstrak getah pisang dalam bentuk cairan agar dapat
dikemas dengan baik.
3.4 Penarikan
Kesimpulan
Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan yang konsistendengan analisis permasalahan. Kesimpulan yang
diperoleh disesuaikan dengan pembahasandalam karya tulis.
3.5 Perumusan
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang
diperoleh penulis, maka penulis menyampaikansaran berupa masukan-masukan
mengenai metode penelitian tentang penyembu hanluka lecet menggunakan bahan baku getah bonggol pisang dan mengembangkannya
supaya di ekstrak agar dapat dikemas dalam bentuk cairan.
BAB
IV
ANALISIS
DAN SINTESIS
4.3 Potensi
Getah bonggol pisang sebagai alternatif untuk penyembuhan luka
Bonggol pisang adalah
salah satu bagian dari pohon pisang yang biasanya tidak dimanfaatkankarena
dianggap tidak memiliki nilai. Masyarakat jarang memanfaatkan bonggol
pisang.Padahal Ekstrak batang pohon pisang mengandung beberapa jenis fitokimia
yaitu saponindengan kandungan yang paling
banyak, kemudian flavonoid dan tanin dan tidak mengandungalkaloid,
steroid dan triterpenoid.
Sementara itu,
kandungan lektin pada getah batang pisang berfungsi
menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Dengan
adanya lektin pertumbuhan sel-sel kulit penutup luka menjadi lebih
cepat, karena lektin dapat merangsang tumbuhnya
sel. Selain itu luka yang telah kering tidak akan menimbulkan parut yang sangatterlihat.
Hal ini menjadi bukti khasiat pohon pisang yang sangat besar dalam proses penyembuhan
luka
4.4 Membuat Ekstrak getah bonggol pisang
Di negara
tropis seperti Indonesia, adalah hal yang mudah untuk dapat menemukan pohon pisang.
Karena getah bonggol pisang memiliki khasiat dalam penyembuhan
luka, maka sudah sepantasnya masyarakat menggunakan getah bonggol pisang
tersebut sebagai obat alternatif.Tetapi untuk mencari getah pisang ketika kita
terluka, kemudian memeras getahnya, adalah halyang
rumit. Oleh karena itu, getah bonggol
pisang harus di ekstrak agar dapat menghasilkan cairan yang dapat
mengentikan pendarahan pada luka berdarah dan menyembuhkan luka itu. Ekstrak
getah batang pisang yang telah dihasilkan dapat dikemas dengan baik sehingga
mudah untuk dipakai. Dan jika dikembangkan, cairan itu dapat diproduksi dalam jumlah
banyak dan dikemas supaya dapat dikomersilkan dalam jumlah banyak dan
masyarakat dapat merasakan manfaat dari obat
tradisional seperti ini.
BAB V
STUDI KASUS
Getah tanaman pisang selama ini dianggap sebagai
limbah yang tidak berguna. Sejumlah mahasiswa Uni versitas Gadjah Mada, Yogya
karta, berhasil meneliti manfaat getah pisang untuk menyembuhkan nyeri pada
gigi. Pisang raja (Musa sapientum) dikenal sebagai jenis pisang yang cocok
untuk dikonsumsi langsung, tidak perlu diolah lebih dulu. Sebagai buah
konsumsi, cita rasa pisang tersebut memang enak. Namun, sayangnya, pisang kerap
kali mengandung getah, terutama pada bagian pohonnya. Getah itu merupakan
limbah yang dianggap kebanyakan masyarakat tidak berguna. Pandangan tersebut
ternyata tidak berlaku pada masyarakat di Desa Kandangan, Sayegan, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Getah dari batang pisang mereka manfaatkan untuk
menyembuhkan luka. Caranya, getah tersebut dioleskan pada bagian tubuh yang
luka. Apa yang dilakukan masyarakat Desa Kandangan menjadi inspirasi bagi
sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM),
Yogyakarta, untuk melakukan penelitian ilmiah mengenai manfaat getah pisah bagi
penyembuhan luka setelah pencabutan gigi.
Selama ini diketahui bahwa pencabutan gigi pada
umumnya menimbulkan luka. Penyembuhan luka pasca pencabutan gigi itu perlu
dipercepat karena, jika terlalu lama didiamkan, bisa mengakibatkan infeksi.
“Kami tertarik untuk meneliti apa benar getah pisang bisa mempercepat
kesembuhan luka. Kalau benar, bagaimana efeknya,” ungkap Rahma Ningsih, salah
satu anggota tim penelitian tersebut. Ketua tim peneliti, Yosaphat Bayu
Rosanto, mengatakan getah tanaman pisang selama ini hanya dianggap sebagai
limbah yang tidak berguna. Namun, masyarakat di sejumlah desa justru
menggunakannya untuk menyembuhkan luka. Setelah diteliti, kebiasaan masyarakat
itu memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Getah pisang, jelas Yosaphat, diketahui mengandung
tiga zat yang berperan dalam menyembuhkan luka. Ketiga zat itu ialah saponin,
flavonoid, dan asam askorbat. “Getah
tanaman pisang banyak mengandung saponin yang berperan dalam pembentukan
pembuluh darah baru, flavonoid untuk memperpendek fase peradangan (inflamasi)
yang dapat mencegah infeksi, dan asam askorbat untuk membentuk jaringan ikat
kolagen,” urai Yosaphat.
Selain membuktikan khasiat getah pisang dari sisi
sains, penelitian itu bermaksud menemukan dosis dan efek dari pengobatan
menggunakan getah pisang. Menurut Yosaphat, apabila getah pisang digunakan
dalam bentuk segar, penyembuhan luka lebih lama karena konsentrasi air pada
getah itu sangat tinggi. Oleh karena itu, pengobatan akan lebih manjur apabila
getah pisang diolah terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan Yo saphat Bayu
Rosanto, Nur Ferliana Sari, Hajar Novelty Wity, Rahma Ningsih, dan Sekar Putri
itu saat ini baru diujicobakan pada 24 ekor marmut.
Getah pisang yang diberikan kepada hewan percobaan itu
telah diolah dalam bentuk salep. Hasilnya, pada bagian tubuh hewan yang terluka
diketahui adanya peningkatan jumlah angioge nesis dan osetoblas serta kepadatan
kolagen. Ke-24 marmut itu awalnya dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama diberi kontrol positif dengan menggunakan obat penyembuh luka. Kelompok
kedua diberi kontrol negatif dengan gel CMC Na (Carboxymethyl Cellulose
Natrium), dan kelompok ketiga diberikan kombinasi antara getah tanaman pisang
raja dan CMC Na. Dari hasil percobaan, didapati proses penyembuhan pada marmut
yang diberi kombinasi obat antara getah tanaman pisang dan CMC Na lebih cepat. “Marmut
yang mendapatkan perlakuan kombinasi dapat sembuh dua kali lebih cepat
dibandingkan marmut yang tidak mendapat perlakuan tersebut.
Dalam waktu lima hari, luka pada tubuh marmut sudah
sembuh, dan tingkat kesembuhannya bisa mencapai 100 persen,” kata Yosaphat.
Hasil tersebut, tambah dia, membuktikan bahwa getah pisang raja dapat
mempercepat penyembuhan luka setelah pencabutan gigi meski sementara ini baru
diujicobakan pada marmut.
Mudah dan Murah Hasil penelitian yang dilakukan para mahasiswa itu setidaknya memberi harapan akan adanya obat penyembuh luka yang murah dengan bahan baku yang mudah diperoleh. Biaya penelitian yang dikeluarkan terbilang sangat kecil. Apabila ditotal, biayanya hanya mencapai sekitar 135 ribu rupiah. Dana sebesar itu digunakan untuk membeli batang pisang dan membiayai proses pengeringan dengan oven. Dilihat dari prosesnya, pembuatan obat luka dari getah tanaman pisang raja terbilang sederhana serta mudah diaplikasikan. Rahma menjelaskan cara pengolahan getah tanaman pisang itu. Awalnya, tanaman pisang raja dipotong-potong, kemudian air dan getahnya diperas. Air dan getah pisang itu kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven selama tiga hari.Suhu pengeringan mencapai 55 derajat celcius. Hasil pengeringan itu kemudian dicampurkan dengan CMC Na. “Perbandingannya, getah pisang 80 persen sedangkan CMC Na sekitar 20 persen. Dengan komposisi seperti demikian, maka luka lebih cepat tertutup 30 hingga 60 persen,” papar Rahma. Lebih lanjut, dia menyatakan hasil penelitian itu mungkin bisa pula segera diterapkan pada manusia setelah melalui serangkaian pengujian, seperti uji kandungan, uji toksisitas, uji klinis, dan paten. Menurut Rahma, meski penelitian terfokus pada pisang raja, tidak berarti pisang jenis lain tidak bisa dimanfaatkan sebagai obat. Semua jenis pisang memiliki kandungan dan khasiat yang relatif sama. “Ada banyak bahan alam bisa dimanfaatkan sebagai obat.
Mudah dan Murah Hasil penelitian yang dilakukan para mahasiswa itu setidaknya memberi harapan akan adanya obat penyembuh luka yang murah dengan bahan baku yang mudah diperoleh. Biaya penelitian yang dikeluarkan terbilang sangat kecil. Apabila ditotal, biayanya hanya mencapai sekitar 135 ribu rupiah. Dana sebesar itu digunakan untuk membeli batang pisang dan membiayai proses pengeringan dengan oven. Dilihat dari prosesnya, pembuatan obat luka dari getah tanaman pisang raja terbilang sederhana serta mudah diaplikasikan. Rahma menjelaskan cara pengolahan getah tanaman pisang itu. Awalnya, tanaman pisang raja dipotong-potong, kemudian air dan getahnya diperas. Air dan getah pisang itu kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven selama tiga hari.Suhu pengeringan mencapai 55 derajat celcius. Hasil pengeringan itu kemudian dicampurkan dengan CMC Na. “Perbandingannya, getah pisang 80 persen sedangkan CMC Na sekitar 20 persen. Dengan komposisi seperti demikian, maka luka lebih cepat tertutup 30 hingga 60 persen,” papar Rahma. Lebih lanjut, dia menyatakan hasil penelitian itu mungkin bisa pula segera diterapkan pada manusia setelah melalui serangkaian pengujian, seperti uji kandungan, uji toksisitas, uji klinis, dan paten. Menurut Rahma, meski penelitian terfokus pada pisang raja, tidak berarti pisang jenis lain tidak bisa dimanfaatkan sebagai obat. Semua jenis pisang memiliki kandungan dan khasiat yang relatif sama. “Ada banyak bahan alam bisa dimanfaatkan sebagai obat.
Namun, pemanfaatannya masih amat sederhana.”
Pemanfaatan getah tanaman pisang itu dinilai berdampak positif bagi lingkungan
karena dapat mengurangi limbah yang ada di lingkungan. Penelitian yang telah
dilakukan Yosaphat dan rekan-rekannya itu berhasil mengantarkan mereka meraih
juara pertama kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian dalam
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXIII yang diselenglgarakan di Universitas
Mahasaraswati, Denpasar, Bali.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Getah batang pisang bermanfaat untuk menghentikan
pendarahan pada luka berdarahdan mempercepat proses penyembuhan.
2.
Dengan ekstraksi getah pisang, dapat
dihasilkan ekstrak getah pisang yang dapat denganmudah digunakan pada luka.
3.
Hasil ekstraksi getah
pisang dapat dikemas sehingga mudah untuk digunakan danpraktis.
5.2 Saran
1.
Bagi Penulis :
Dapat
ditingkatkan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya.b.
2.
Bagi Masyarakat :
Dapat digunakan sebagai obat alternatif.
3.
Bagi Pemerintah :
Dapat
dikembangkan untuk dapat dikomersilkan agar masyarakatdapat menggunakan obat tradisional yang relatif murah dan berkhasiat
2 comments:
ada daftar pustakanya??
daftar pustakanya mana???
Post a Comment